Andre Andhara

Keep Calm and Try to Find Practical Solution – Insight dari ‘Komputer Rusak’

Saya memiliki sebuah komputer non PC yang memang  sudah berumur, mungkin  usianya kurang lebih sekitar delapan tahun. Selama ini saya dan anak saya sering menggunakan komputer tersebut untuk mengedit video atau untuk recording sebuah karya musik. Beberapa hari lalu tiba-tiba komputer saya mengalami masalah. Setiap kali saya ketik sebuah tulisan, keluar huruf kapital semua. Akibatnya kapanpun saya menginput username password, saya tidak mungkin berhasil. Bukan hanya itu, setiap kali saya gunakan mouse dengan meng-highlight data  atau folder, yang ter-highlight lebih dari satu buah data. Belum lagi akses komputer tersebut menjadi sangat lambat. Wah, apakah komputer saya terserang virus? Apakah mungkin? Sedangkan yang saya ketahui produk ini tidak mudah bahkan tidak mungkin terserang virus yang dikarenakan fungsi otoritasi sistemnya yang ketat. (Selalu meminta username password setiap kali ada perubahan setting / meng-install sesuatu)

Saya memiliki sebuah komputer non PC yang memang  sudah berumur, mungkin  usianya kurang lebih sekitar delapan tahun. Selama ini saya dan anak saya sering menggunakan komputer tersebut untuk mengedit video atau untuk recording sebuah karya musik. Beberapa hari lalu tiba-tiba komputer saya mengalami masalah. Setiap kali saya ketik sebuah tulisan, keluar huruf kapital semua. Akibatnya kapanpun saya menginput username password, saya tidak mungkin berhasil. Bukan hanya itu, setiap kali saya gunakan mouse dengan meng-highlight data  atau folder, yang ter-highlight lebih dari satu buah data. Belum lagi akses komputer tersebut menjadi sangat lambat. Wah, apakah komputer saya terserang virus? Apakah mungkin? Sedangkan yang saya ketahui produk ini tidak mudah bahkan tidak mungkin terserang virus yang dikarenakan fungsi otoritasi sistemnya yang ketat. (Selalu meminta username password setiap kali ada perubahan setting / meng-install sesuatu)


Dugaan saya berkembang ke faktor hardware. Apakah karena tegangan listrik yang tidak stabil di rumah, suhu komputer yang sering panas (ruangan tidak menggunakan AC atau karena memang sudah dimakan usia? Daripada saya terus khawatir dan tidak menemukan solusinya saya mencari tempat untuk service komputer tersebut yang kemudian saya dapatkan di sebuah mall di pusat kota Jakarta. Dengan membawa komputer yang bobotnya cukup berat, saya akhirnya menemukan lokasi service center tersebut. Sesampainya di sana, setelah menyampaikan informasi kepada petugas wanita yang memeriksa, saya membuka komputer dari tas dan menyalakannya. Awalnya petugas mencoba dengan virtual keyboard yg ada di dalam komputer, tetapi tetap saja masalah sebelumnya tetap timbul. Lalu petugas menggunakan keyboard standar nya yang via USB. Ternyata tidak ada masalah. Semua fungsi berjalan baik.  Alangkah leganya ketika diperiksa ternyata semua dari permasalahan tadi, teridentifikasi berasal dari keyboard komputer saya yang lama di mana salah satu tombolnya sudah tidak berfungsi atau rusak. Tombol Shift (bukan capslock) tertekan terus sehingga mengakibatkan apapun tulisan yang diketik akan menjadi huruf kapital.

Kemudian saya menanyakan apakah service center menyediakan produk untuk dijual dan informasi harga dari keyboard baru. Petugas menyampaikan bahwa di sana tidak melayani penjualan sehingga saya harus mencari ke toko lain. Setelah beberapa saat mencari, akhirnya saya menemukan toko aksesoris dan mendapatkan informasi bahwa harga dari keyboard wireless yang baru cukup tinggi, bisa sepuluh kali lipat harga keyboard PC pada umumnya. Petugas toko mengatakan juga bahwa sebenarnya komputer saya dapat menggunakan keyboard produk PC, hanya saja tombol option atau kontrolnya yang berbeda.

Berdasarkan informasi tersebut saya menghubungi anak saya di rumah untuk melakukan cross check, mencoba terlebih dahulu apakah benar komputer dapat menggunakan keyboard standar pc yang ada di rumah. Setelah dicoba oeh anak saya, dari dua keyboard yang ada, tetap keyboard PC tidak bisa digunakan (tidak kompatibel). Saya berfikir mungkin saja karena merek keyboard yang digunakan bukanlah merek yang ternama dan setelah browsing di internet, saya menemukan bahwa keyboard dengan merk tertentu dapat kompatibel dengan komputer saya dan harganya pun lumayan terjangkau. Saya berpikir, lalu bagaimana dengan keyboard yang lama? Apakah service center tidak dapat melakukan perbaikan karena memang produk seperti itu tidak bisa di reparasi atau karena memang saya diarahkan untuk membeli produk yang baru? Sayang sekali barang seperti ini untuk dibuang. Sesampainya di rumah, saya mencoba untuk membuka keyboard dengan berbagai cara (nothing to lose karena asumsi barang ini sudah tidak terpakai). Jika hanya satu tombol yaitu tombol Shift tadi yang menyebabkan masalah bagaimana jika saya copot tombolnya?  Jika saya copot satu tombol shift, toh masih ada tombol lain, kan? (posisi shift ada di kiri dan kanan). Saya langsung cabut satu tombol shift, menyingkirkan bagian dalamnya, dan memasangnya kembali. Dan… amazing, masalah terpecahkan. Komputer berfungsi sepert sediakala. Tampilan keyboard pun seperti kondisi normal, karena yang saya copot hanya komponen di dalam tombol. Tombol shift saya pasang kembali, agar tampilan keyboard tetap manis (walau tidak berfungsi). Tetapi dalam kondisi darurat, yang penting komputer bisa digunakan, sambil menunggu saatnya datang untuk dapat membeli keyboard baru.

Terkadang kita menduga terlalu berlebihan dalam menghadapi masalah. Kita menyadari bahwa kita memiliki kemampuan untuk memberikan warning atau rasa waspada yang tinggi akan sebuah risiko dan memiliki imajinasi akan antisipasi-antisipasi atas sesuatu yang akan mungkin terjadi. Seperti kisah saya di atas, dimana dugaan saya akan rusaknya komputer berimbas kepada biaya tinggi yang saya harus persiapkan untuk perbaikan. Toh jika kita pikirkan kembali, ternyata solusinya sangat sederhana dan tanpa biaya samasekali. so, keep calm and try to find another practical solution. 

 

Share on linkedin
LinkedIn

3458 comments

Pingback: 2screens